(speakbola.com) – Praktik okultisme dan hal-hal bersifat klenik belum sepenuhnya hilang di Indonesia dan Afrika. Negara-negara di Afrika dan Indonesia, masih memercayai klenik dan okultisme sebagai salah satu jalan untuk meraih kemenangan dalam sebuah pertandingan sepak bola. Bentuk praktik okultisme yang paling sering terjadi dalam sepak bola adalah penggunaan dukun sepak bola dan jimat.
Rubrik Offside kali ini akan membahas kejadian sepak bola di Afrika dan Indonesia yang erat kaitannya dengan penggunaan dukun dan jimat.
1. Sadio Mane Diancam Dukun Santet
Seorang dukun dari Benin, sebuah negara di Afrika barat, melalui media sosial mengancam Sadio Mane bahwa dia akan mati karena serangan jantung.
Newspremises mengabarkan bahwa ancaman itu ditujukan kepada mane apabila ia ikut berpartisipasi dengan Timnas Senegal melawan negara sang Dukun di Piala Afrika 2021.
A Benin magician has threatened Sadio Manè that he will die of heart attack if he tries to play in the #AFCON2021 tournament in Cameroon.
Sadio Mane’s responded “I grew up convinced that death is in the hands of Allah only” pic.twitter.com/DEKfnuNjQV
— Africa Archives ™ (@Africa_Archives) January 9, 2022
Hal ini menyebabkan kekacauan di media sosial karena penggemar menyerang balik sang dukun.
Menanggapi masalah tersebut Sadio Mane menjawab, “saya tumbuh dengan keyakinan bahwa kematian hanya di tangan Allah, dan saya percaya bahwa kehidupan manusia tidak maju atau tertunda, dan saya akan berpartisipasi dalam pertandingan secara normal. Mane menambahkan,
“Dan jika aku terkena serangan jantung dan mati di lapangan, dukun ini hanya akan menjadi sarana untuk mencapai perintah Allah, jadi jangan tertipu olehnya” – Sadio Mane
2. Menggunakan Jimat
Jimat di Liga Primer Rwanda
Dalam ajang Liga Primer Rwanda, praktik okultisme dalam bentuk penggunaan jimat kembali muncul. Praktik itu muncul dalam pertandingan antara Mukura Victory melawan Rayon Sports pada 16 Desember 2016.
Ketika itu Rayon sedang dalam posisi tertinggal 0-1 dan para pemainnya sulit untuk mencetak gol ke gawang Mukura. Bahkan salah satu peluang emasnya cuma berhasil membentur mistar gawang.
Dalam keadaan seperti itu penyerang Rayon, Moussa Camara, tiba-tiba berlari ke arah gawang dan membuang sesuatu di sekitar gawang Mukura. Para penonton dan pemain Mukura pun langsung mengaitkan hal ini dengan praktik penggunaan jimat dalam pertandingan sepak bola.
Aksi Camara itu memancing amarah para pemain Mukura. Ia pun dikejar oleh penjaga gawang Mukura dan ditendangi oleh dua pemain Mukura. Wasit langsung mengeluarkan kartu kuning untuk Camara atas tindakannya ini.
Namun sebuah kejadian aneh langsung terjadi usai Camara membuang sesuatu dari sekitar gawang tersebut. Rayon mampu menyamakan kedudukan dan Camara lah yang menjadi pencetak golnya.
Akibat kejadian aneh itu federasi sepak bola Rwanda (FERWAFA) segera mengambil tindakan. Mereka mulai mengeluarkan aturan untuk menghukum pemain dan klub yang terlibat dalam praktik perdukunan ataupun penggunaan jimat dalam sepak bola.
Bagi pemain yang terlibat praktik ini akan dikenakan denda sebesar 100.000 Rwandan Francs (setara 99 paun). Sedangkan untuk klub yang terlibat praktik yang sama, akan dikenakan denda sebesar 2,9 juta Rwandan Francs (setara 2.890 paun) dan akan mendapat sanksi pengurangan tiga poin.
Jimat di Derby Bandung, Persib vs PBR tahun 2014
Derby Bandung antara Persib Bandung melawan Pelita Bandung Raya yang berlangsung pada Liga Super Indonesia 2014 berakhir imbang untuk kedua tim 2 – 2.
Peristiwa aneh dalam persepakbolaan Indonesia terjadi pada menit ke 52. Ferdinand Sinaga yang baru masuk di awal babak kedua menggantikan Coulibaly tertangkap kamera membuang Handuk berwarna coklat yang digantung Romanovs di kiri jala gawangnya.
Romanovs, Kiper asing PBR asal Latvia, bereaksi dengan mengambil handuk tersebut sampai memohon ball boy mengambilnya. Suasana bertambah panas karena Ferdinand yang masih belum puas malahan mengambil air mineral di botol yang berada di dekat gawang dan menyiram air ke handuk tersebut.
Throwback when Ferdinand Sinaga put far away Deniss Romanovs’s towel because he believed there was something mystical in the towel.
Surprisingly, he scored a wonder goal after that accident 😅 https://t.co/gHjIGlSa9P pic.twitter.com/kqNP5jkPiH
— footballIndonesia (@footballinanews) March 6, 2021
Tindakan Ferdinand ini memicu reaksi keras dari beberapa pemain Pelita Bandung Raya, terutama bek asing mereka, Boban Nikolic. Wasit yang melihat reaksi mereka langsung memisahkan dan memberi pengarahan kepada kedua pemain dan pertandingan dilanjutkan kembali.
Alasan Ferdinand menyiram handuk itu adalah digduga untuk mengusir takhyul. Dengan kata lain, Ferdinand ingin mengusir “kekuatan tersembunyi” Romanovs yang tampil baik pada pertandingan ini. Apalagi tindakan Ferdinand menyiramkan air ke handuk tersebut diibaratkan seperti sebuah ritual. Ritual yang kerap dilakukan untuk pengusiran kekuatan mistis dengan menyemburkan air ke sumber yang dicurigai sebagai jimat.
Pada akhirnya setelah kejadian tersebut, Ferdinand Sinaga berhasil membobol gawang Romanovs pada menit ke-8.
3. Kementrian Olahraga Pantai Gading Menggunakan Dukun Sepak Bola
Pada tahun 1992 tim nasional Pantai Gading berhasil meraih juara di piala Afrika 1992. Ketika itu, muncul isu bahwa kesuksesan Pantai Gading bukan karena keunggulan taktis tim tapi lebih pada kemampuan kerja gaib dari jimat tertentu yang dilakukan para dukun di Pantai Gading.
Classic Match
Ivory Coast 🇨🇮 0 vs 0 🇬🇭 Ghana ( a.e.t)
1992 Africa Cup of Nations
Final MatchIvory Coast 🇨🇮 won 11-10 on penalties pic.twitter.com/hE7soTm1Sl
— AfricaFootballClassics (@AfricaClassic) April 9, 2020
Kementerian olahraga Pantai Gading telah mempekerjakan dukun untuk tim sepak bola mereka. Sebelum turnamen, mereka berjanji untuk membayar jika Pantai Gading juara tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Sang dukun tidak mendapatkan sepeserpun akibatnya mereka menjadi marah dan berbalik mengutuk tim Pantai Gading.
Ajaibnya, usai kena kutukan itu, pantai tidak memenangkan apapun selama bertahun-tahun.
Hampir satu dekade kemudian Menteri Pertahanan Pantai Gading meminta maaf kepada para dukun tersebut bahkan atas nama bangsa Pantai Gading dan membayarnya dengan sejumlah uang.
4. Dukun Australia di Piala Dunia 1970
Kejadian yang sama seperti Pantai Gading juga dicurigai dilakukan oleh Australia. Negeri kangguru itu diduga pernah meminta bantuan seorang dukun menjelang kualifikasi Piala Dunia pada 1970. Saat itu, Australia harus menang melawan Zimbabwe.
MenurutJohnny Warren, AKA ‘Kapten Socceroo’, dukun ini mengubur tulang di sekitar tiang gawang Zimbabwe untuk mengutuk mereka. Timnas Australia kemudian memenangkan kualifikasi 3-1. Namun mereka masih belum lolos ke Piala Dunia di Meksiko.
Usut punya usut, kegagalan lolosnya Australia itu ternyata akibat dukun yang membantu Australia jelang kualifikasi Piala Dunia 1970 malah berbalik mengutuk tim Australia juga karena mereka tidak membayar atas layanan jasanya. Karena sebab itu mereka kalah di playoff melawan Israel.
Australia kemudian lolos ke Piala Dunia 1974 di Jerman tapi harus menderita di babak penyisihan grup dengan hanya mengantongi satu poin dan tanpa gol. Setelah itu, Australia berkali-kali hampir lolos ke Piala Dunia tapi selalu kalah di babak playoff.
Pada 2004 seorang penyiar radio Australia, John Safran, melakukan perjalanan ke Mozambik. Lokasi yang diduga sebagai tempat dukun pemberi kutukan itu berasal. Sarfan menyewa seorang dukun baru untuk mengangkat kutukan tersebut.
Apa yang terjadi selanjutnya? Australia lolos ke Piala Dunia 2006 dan mencapai babak 16 besar. Australia juga sudah memenuhi syarat untuk tiga turnamen terakhir. Sungguh kejadian yang diluar nalar.
5. Dukun Bola Indonesia: Jangan Masuk Lapangan Duluan!
Aksi okultisme dalam sepak bola berikutnya hadir dari dalam negeri. Diduga sama-sama menggunakan dukun, kedua kesebelasan enggan masuk ke lapangan sepak bola terlebih dulu alias sama-sama menunggu. Kejadian tersebut terjadi di pertandingan sepak bola tarkam (antarkampung)
Dalam pertandingan itu, terlihat perangkat pertandingan dan pemain kedua tim hendak masuk lapangan yang ditandai dengan masuknya bendera fair play dan lagu FIFA.
Namun setelah wasit memasuki lapangan, pemain kedua kesebelasan masih berdiri di luar dan terlihat saling menunggu untuk masuk ke lapangan terlebih dahulu.
Wasit akhirnya berinisiatif menghampiri kedua kesebelasan dan memaksa pemain untuk masuk ke lapangan pertandingan.
Kejadian ini persis seperti yang pernah dikatakan oleh Oki Rengga, stand up comedian sekaligus mantan kiper PSMS Medan. Dalam wawancaranya di sebuah acara, ia mengungkapkan bila timnya pernah diinstruksikan oleh seorang dukun untuk tidak masuk ke lapangan sepak bola lebih dulu dibandingkan tim lawan supaya bisa menang.
Speakers, itulah 5 perbuatan okultisme dalam sepak bola. Menurut speakers apakah penggunaan dukun dan jimat dalam sepak bola membuahkan hasil atau hanya perbuatan sia-sia belaka?
Ikuti terusspeakbolauntuk dapat kabar terbaru dan unik dari dunia sepak bola. Bicara bola ya speakbola aja!