Wonderkid gagal bersinar – Di dunia sepakbola, seorang wonderkid Eropa sering kali menjadi bintang sorotan sejak usia dini. Potensi gemilang, teknik brilian, dan bakat luar biasa menjadi ciri khas para pemain muda yang diklaim sebagai bintang masa depan.
Namun, ironisnya, tak semua dari mereka dapat menjaga cahaya kejayaan terus bersinar. Beberapa nama terkenal telah terjatuh dari puncak harapan sepakbola, dan di antara mereka adalah Royston Drenthe, Bojan Krkic, Jon Flanagan, Jack Wilshere, dan Ryan Babel.
Royston Drenthe
Royston Drenthe, pemain asal Belanda, adalah salah satu wonderkid paling menjanjikan pada masanya. Bakatnya sebagai gelandang serang dan bek kiri membuatnya dipandang sebagai calon bintang dunia.
Performanya yang mengesankan di Feyenoord bahkan menarik perhatian Real Madrid, yang kemudian merekrutnya pada usia 20 tahun. Namun, sayangnya, Drenthe gagal menemukan konsistensi yang diperlukan di Madrid dan akhirnya berpindah-pindah klub dengan karir yang stagnan.
Ia akhirnya mengumumkan pensiun dari sepakbola pada usia yang relatif muda. Setelah membela beberapa klub seperti Hercules, Everton, Reading, Bani Yas ia memutuskan untuk pensiun di usianya yang masih 30 tahun.
Bojan Krkic
Kemudian, ada Bojan Krkic yang punya julukan “Anak Ajaib” saat ia masih bermain di akademi Barcelona. Penyerang berbakat asal Spanyol ini dianggap sebagai pewaris Lionel Messi dan diharapkan menjadi pemain luar biasa.
Ia berhasil mencetak sejumlah gol untuk Barcelona pada usia yang sangat muda. Namun, setelah meninggalkan Barcelona dan mencoba peruntungannya di berbagai klub, termasuk AS Roma dan Stoke City, Bojan gagal mengulangi kesuksesannya.
Meskipun masih aktif bermain, karier Bojan tak pernah mencapai potensi maksimal yang pernah diimpikan orang banyak. Di usianya yang sudah tidak lagi muda kini ia bermain di klub asia, Vissel Kobe.
Jon Flanagan
Lalu ada Jon Flanagan yang merupakan seorang bek sayap kanan berbakat, Jon Flanagan dulu dianggap sebagai salah satu pemain muda terbaik Liverpool. Ia berhasil tampil impresif di beberapa pertandingan, dan penampilannya yang solid membuatnya dipuji oleh para penggemar.
Sayangnya, cedera serius dan masalah di luar lapangan menghantam karier Flanagan. Ketika kesempatan bermain terbatas, performanya menurun, dan ia akhirnya harus mencari klub baru untuk menghidupkan kembali karir sepakbolanya.
Bahkan, Cafu, mantan bek sayap legendaris Brazil pernah memuji Flanagan sebagai penerus dirinya. Namun sayang, penampilannya terus menurun dan tak konsisten.
Jack Wilshere
Jack Wilshere adalah pemain tengah kreatif asal Inggris yang dikagumi banyak orang. Ia memiliki visi permainan yang luar biasa, teknik mengagumkan, dan kemampuan mengolah bola yang mengesankan.
Sebagai produk akademi Arsenal, Wilshere dipandang sebagai simbol masa depan bagi klub dan tim nasional Inggris. Bahkan, Wilshere sempat memenangkan penghargaan PFA Young Player of the Year pada musim 2011, mengalahkan Luis Nani, Gareth Bale dan banyak nama besar lainnya. Namun, cedera yang sering menghantamnya membatasi karirnya di Arsenal.
Meskipun sempat mencoba bangkit dengan bergabung bersama West Ham United, ia kesulitan menemukan performa terbaiknya dan terpaksa berjuang untuk mengatasi cedera berulang.
Ryan Babel
Terakhir ada Ryan Babel. Ia adalah pemain sayap serba bisa yang dulu diprediksi akan menjadi pemain kunci bagi masa depan sepak bola Belanda. Bakatnya yang luar biasa dan kecepatan mengesankan berhasil memikat Liverpool, di mana ia menjadi bagian dari tim yang sukses meraih gelar Liga Champions pada 2008/2009.
Sayangnya, ketidakstabilan performanya membuatnya memiliki perjalanan karier yang penuh tantangan. Babel harus berpindah klub di berbagai negara, namun performanya belum kembali konsisten.
Salah satu yang cukup membuatnya bersinar pada masa muda adalah saat ia menjadi bintang di ajang Euro U-21 pada tahun 2007. Namun karirnya di level klub terus menurun dan semakin menyedihkan.