(speakbola.com) – Pelanggaran yang dilakukan oleh seorang pemain dalam sebuah pertandingan bisa berdampak fatal, apa lagi kelasnya Piala Dunia. Ambil contoh pelanggaran Zinedine Zidane di partai final Piala Dunia 2006 yang berujung kartu merah. Usai ditinggal kaptennya keluar lapangan, Prancis harus gagal di babak adu pinalti.
Dampak dari pelanggaran Zidane tidak berhenti di laga itu saja. Sebelum alasan dibalik tandukan Zidane kepada Materazzi terkuak, ia sempat jadi musuh publik Prancis selama beberapa waktu. Penyebabnya tentu saja karena Zidane dinilai sebagai biang keladi kekalahan Prancis di Final.
Zidane dan negaranya, Prancis, hanyalah sebuah contoh dari dampak sebuah pelanggaran yang berujung kartu merah Piala Dunia. Berikut ini beberapa dampak terparah yang didapatkan baik oleh pemain maupun tim akibat sebuah pelanggaran yang berujung kartu merah.
1. David Beckham di Piala Dunia 1998
Sebelum berada di titik saat ini, David Beckham pernah mengalami fase terendah kariernya akibat sebuah pelanggaran yang ia lakukan. Di usia yang terbilang masih cukup muda, 23 tahun, Beckham harus menanggung beban kekalahan Inggris dari Argentina di babak perempat final Piala Dunia 1998. Beban teramat berat yang ditanggung Beckham muda kala itu menyebabkan mentalnya kena.
Semuanya bermula saat Timnas Inggris berjibaku melawan Argentina di babak 16 besar Piala Dunia 1998 di Prancis. Kedua tim bermain imbang 2-2 di babak pertama. Gabriel Batistuta dan Javier Zanetti yang melesakkan gol bagi Argentina. Sementara dua gol Inggris dicetak Michael Owen dan Alan Shearer.
Namun di babak kedua, sebuah tindakan David Beckham yang tersulut emosi akibat dilanggar oleh Diego Simeone membuat runyam semuanya. Usai terkapar di tanah akibat benturan yang dilakukan Simeone, Beckham terlihat jelas menendang kaki Diego Simeone. Akibat dari pelanggarannya itu, Beckham diganjar kartu merah dan diusir wasit keluar lapangan.
Diego Simeone and David Beckham clash at France ’98. pic.twitter.com/F7xymJXWY2
— 90s Football (@90sfootball) January 13, 2021
Pertandingan berlanjut hingga babak adu penalti. Sayangnya Inggris akhirnya takluk dari Argentina dan gagal ke perempat final. Kekalahan itulah yang membuat publik Inggris menyalahkan Beckham. Publik menanggap jika Inggris masih 11 pemain, Three Lions bisa mengalahkan Argentina tanpa harus ada babak penalti.
Beckham mendapat cemoohan usai kekalahan Inggris atas Argentina. Aksi brutal bahkan para suporter lakukan yang sudah benci kepadanya. Para suporter ini bahkan sampai membakar patung Beckham serta menggantungnya.
2. Zuniga di Piala Dunia 2014
Karir bintang PSG dan Timnas Brasil, Neymar, nyaris berakhir karena pelanggaran pemain Kolombia, Camilo Zuniga, di perempat final Piala Dunia 2014.
Neymar yang saat itu menjadi tumpuan Brasil untuk mengangkat trofi Piala Dunia di hadapan pendukung sendiri, terjatuh karena tulang punggungnya dihantam lutut Zuniga.
Usai mendapatkan hantaman yang keras, Neymar tergeletak kesakitan dan kemudian ditandu keluar. Ia tak bisa bermain di sisa turnamen karena langsung mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Neymarjr 10 injured by C.Zuniga ( World Cup 2014) Brazil vs Columbia pic.twitter.com/BF1RGf27nC
— Dieudonne K. (@king_dieo) December 29, 2016
Tanpa Neymar, Brasil kemudian dibantai 1-7 oleh Jerman di partai semifinal. kekalahan itu merupakan salah satu kekalahan terburuk Brasil sepanjang sejarah.
Sementara sang pelaku pelanggaran, Zuniga, belum bisa hidup normal hingga Piala Dunia 2014 usai. Ia masih mendapat teror akibat pelanggarannya terhadap Neymar di babak perempat final Piala Dunia 2014.
Ayah Zuniga, Camilo Zuniga, mengatakan ancaman-ancaman tersebut datang melalui telepon dan juga internet. Kebanyakan berisi ancaman kematian. Tidak sedikit juga yang berbau rasisme. Khawatir terjadi apa-apa, Camilo sampai-sampai mempekerjakan bodyguard untuk mengawal anaknya kemana pun ia pergi.
3. Muhamed Mujic di Piala Dunia 1962
Piala Dunia 1962 di Chili, kala itu Uni Soviet vs Yugoslavia berjumpa. Dalam pertandingan itu terjadi sebuah pelanggaran keras yang berdampak secara tidak langsung melayangnya nyawa. Pelanggaran itu dilakukan gelandang serang Yugoslavia Muhamed Mujic terhadap pemain Uni Soviet Eduard Dubinski.
Dalam pertandingan penyisihan grup itu, Mujic menghalau pemain belakang Uni Soviet dengan sebuah tackle sangat keras yang membuat Dubinski dilarikan ke rumah sakit akibat patah tulang serius.
Anehnya, pelanggaran tersebut luput dari perhatian wasit Albert Dusch sehingga Mujic pun bebas dari hukuman kartu merah dan tetap bermain hingga akhir pertandingan.
Eduard Dubinski (1936-1969) soviet footballer defender.
He played the 1962 World Cup for #USSR. In the match against #Yugoslavia the player Muhamed Mujic injured him and was hospitalized with a broken leg but sadly the injury caused sarcoma and he died on May 11, 1969. pic.twitter.com/4OnNIPpvEa— Retro football (@RetroFootball20) January 5, 2021
Luput dari hukuman wasit juga FIFA, tak membuat kiprah Mujic di piala dunia bersama Timnas Yugoslavia bertahan lama karena setelah kejadian itu Federasi Sepak Bola Yugoslavia segera mengambil tindakan tegas terhadap pemainnya itu. Mujic ditarik dari timnas Yugoslavia dan tidak pernah lagi bermain untuk Timnas negaranya.
Namun, tamatnya karir Mujic di Timnas Yugoslavia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nasib tragis yang dialami Dubinski. Meski cedera patah tulang kakinya bisa diatasi dengan operasi dan ia bisa kembali bermain bola, cedera itulah justru yang memicu tumbuhnya kanker ganas pada tulang dan jaringan lunaknya (sarkoma) yang kemudian merenggut nyawanya 7 tahun kemudian.
4. Luis Suarez di Dua Piala Dunia
Striker Uruguay, Luis Suarez, menjadi pusat perhatian pada perempat final Piala Dunia 2010 saat timnya menghadapi Ghana. Di detik-detik terakhir perpanjangan waktu, mantan penyerang Barcelona dan Atletico Madrid itu menggunakan tangannya untuk menghentikan upaya Ghana mencetak gol.
Aksinya sebagai penjaga gawang karbitan itu berbuah pelanggaran yang berujung kartu merah dan membuka peluang bagi Ghana mencetak gol dan menjadi tim Afrika pertama yang mampu ke semifinal Piala Dunia. Sayangnya, Asamoah Gyan gagal mengkonversi penalti bahkan Ghana harus kalah di babak adu penalti.
Empat tahun berselang, di Piala Dunia 2014, saat Uruguay bertemu Italia di laga penyisihan grup, Luis Suarez kembali melakukan sebuah pelanggaran konyol.
#SomosFútbolRetro ⚽️ | ¿Te acordas? Esta fue la mordida de Luis Suárez 🇺🇾 a Giorgio Chiellini 🇮🇹 durante el partido por fase de grupos del Mundial de #Brasil2014 🇧🇷. pic.twitter.com/gKa1aWp9xL
— APL Somos Fútbol (@APLSomosFutbol) June 11, 2018
Pada menit ke-78, Suarez menggigit bahu Giorgio Chiellini saat keduanya sedang berebut posisi di depan kotak penalti Italia. Aksi itu membuat kedua pemain itu tersungkur di lapangan. Keduanya lantas berusaha meyakinkan wasit dengan berlagak kesakitan. Suarez memegangi giginya sementara Chiellini memegangi bahunya, namun wasit Marco Rodriguez asal Meksiko memutuskan tidak ada pelanggaran.
Meski Suarez terhindar dari hukuman saat laga berlangsung, namun sesaat setelahnya FIFA langsung melakukan investigasi atas insiden itu dan memutuskan untuk memberikan larangan bertanding sebanyak 9 laga resmi kepada Suarez. Larangan itu dimulai dari laga Uruguay vs Kolombia pada babak 16 besar Piala Dunia 2014, serta kewajiban membayar denda sebesar 100.000 Swiss francs atau setara 65.700 pound sterling.
Baca juga kabarPiala Duniamenarik lainnya di rubrikOffsidedanBolastoriSpeakBola lainnya.
Bicara bola, ya SpeakBola aja!