(speakbola.com) – Berbicara soal bek kiri terbaik di Piala Dunia tentu saja kriterianya adalah sang bek kiri punya kontribusi besar membawa Tim Nasionalnya menjadi juara Piala Dunia.
Tidak banyak bek yang diberikan spotlight saat ajang Piala Dunia berlangsung. Namun secara general pernah ada beberapa bek yang prestasinya amat luar biasa dalam lingkup Piala Dunia, hingga di samping menjadi Juara mereka juga terpilih sebagai bek peraih Ballon d’Or, seperti Franz Beckenbauer dan Fabio Cannavaro.
Namun pada rubrik Offside kali ini, SpeakBola ingin membahas posisi yang lebih spesifik lagi, yaitu bek kiri terbaik yang pernah ada sepanjang sejarah Piala Dunia. Dan ada tiga bek kiri yang memenuhi kriteria tersebut. Mereka adalah para bek kiri yang berhasil mengantar negaranya menjuarai Piala Dunia lewat penampilan terbaik.
Nilton Santos – Bek Kiri Timnas Brasil
Seorang “one man club”, Nilton Santos sepanjang karir sepak bolanya hanya membela Botafogo semata.
Bek kiri ini dijuluki ‘Ensiklopedia’ karena pengetahuannya tentang sepak bola. Nilton Santos adalah salah satu bek serba bisa pertama dalam sepak bola, yang memiliki kemampuan kelas dunia dalam bertahan dan menyerang.
Meski memenangkan enam trofi di level klub tetapi spotlight terhadap karir sepak bola Santos datang saat ia berseragam Tim Nasional Brasil. Ia adalah bagian dari Skuad Brasil saat menjadi juara Piala Dunia pada tahun 1958 dan 1962.
Santos lah bek kiri yang mencatatkan assist di final Piala Dunia 1958 untuk Pele yang berusia 17 tahun. Dia juga yang bek kiri yang mencetak gol solo melawan Austria di turnamen 1958. Santos menggiring bola melewati hampir seluruh pemain Timnas Austria sebelum menceploskan bola ke gawang.
Nilton Santos membuat 75 penampilan bagi Timnas Brasil dalam 23 tahun karir internasionalnya. Di samping itu, ia adalah salah satu dari sedikit pemain yang telah memainkan lebih dari 1000 pertandingan bersama sebuah klub.
Penghargaan
Botafogo
- Campeonato Carioca: 1948, 1957, 1961, 1962
- Torneio Rio – São Paulo 1962, 1964
Brazil
- FIFA World Cup: 1958, 1962
- South American Championship: 1949
- Panamerican Championship: 1952
- Taça do Atlântico: 1956, 1960
- Copa Rio Branco: 1950
- Taça Oswaldo Cruz: 1950, 1955, 1956, 1958, 1961, 1962
- Taça Bernado O’Higgins: 1955, 1961
Individual
- FIFA World Cup All-Star Team: 1958
- World Soccer World XI: 1960, 1961
- World Team of the 20th Century: 1998
- FIFA 100: 2004
- Golden Foot: 2009, as a football legend
- IFFHS Brazilian Player of the 20th Century (Ranking 9)
- The Best of The Best – Player of the Century: Top 50
- Brazilian Football Museum Hall of Fame
Paul Breitner – Bek Kiri Timnas Jerman Barat
Johann Cruyff dan tim ‘total football’ Belanda tahun 70-an melenggang melewati babak grup di Piala Dunia 1974 dengan sebagian besar orang memprediksi mereka akan menjadi pemenang Piala Dunia. Sayangnya mereka dihadang Paul Breitner, Berti Vogts dan Franz Beckenbauer, tembok pertahanan Jerman Barat, yang mampu meredam agresivitas total football Belanda.
Breitner adalah bek kiri yang menyamakan kedudukan dari titik penalti di Olympiastadion saat Jerman keluar sebagai pemenang 2-1 atas Belanda di partai final Piala Dunia 1974. Dia juga bek kiri yang mencetak gol di final saat Die Mannschaft kalah dari Italia delapan tahun kemudian. Gol itu menempatkannya di jajaran pemain elit yang mencetak gol pada lebih dari satu final Piala Dunia bersama Pele, Vava dan Zinedine Zidane.
Jika saat ini pemain seperti Alphonso Davies dan Andy Robertson terlihat amat hebat dalam menyerang, mereka berdua bukanlah tandingan rekor Paul Breitner. Dalam 13 tahun karirnya, pemain Jerman itu mencetak 103 gol dalam 369 penampilan liga.
Capaian yang diraih bek kiri terbaik Jerman sepanjang masa ini juga amat mengesankan. Dalam sembilan musimnya di Bayern Munich, Breitner memenangkan lima gelar Bundesliga, dua DFB Pokals, dan satu Piala Eropa.
Begitu pula saat Breitner membela Los Blancos. Di Real Madrid ia memenangkan La Liga dua kali dan Copa del Rey sekali.
Sementara bersama Tim Nasional, selain Piala Dunia 74, Paul Breitner juga memenangkan Euro 1972 saat berusia 21 tahun.
Penghargaan
Bayern Munich
- Bundesliga: 1971–72, 1972–73, 1973–74, 1979–80, 1980–81
- DFB-Pokal: 1970–71, 1981–82
- European Cup: 1973–74; runner-up: 1981–82
Real Madrid
- La Liga: 1974–75, 1975–76
- Copa del Rey: 1974–75
Jerman Barat
- Piala Dunia: 1974; runner-up: 1982
- UEFA European Championship: 1972
Individual
- kicker Bundesliga Team of the Season: 1971–72, 1972–73, 1978–79, 1979–80, 1980–81, 1981–82, 1982–83
- UEFA European Championship Team of the Tournament: 1972
- FIFA World Cup All-Star Team: 1974
- Footballer of the Year (Germany): 1981
- Ballon d’Or runner-up: 1981
- IOC European Footballer of the Season 1980–81
- FIFA World Cup All-Time Team
- FIFA 100
- Bayern Munich All-time XI
- Ballon d’Or Dream Team (bronze): 2020
Roberto Carlos – Bek Kiri Timnas Brasil
Diberkahi kecepatan luar biasa dan tendangan yang amat keras, Bek kiri legendaris Timnas Brasil ini adalah prototipe bek sayap ofensif jaman sekarang seperti Luke Shaw, Andy Robertson, dan Alphonso Davies.
Carlos adalah pemenang Piala Dunia pada tahun 2002 dan menjadi runner-up Piala Dunia 1998 bersama rekan setimnya di Real Madrid dan Brasil, Ronaldo.
Setelah menghabiskan beberapa tahun pertama karirnya di Brasil, dan masa yang tidak begitu baik di Inter Milan, Roberto Carlos meroket saat dibawa ke Bernabeu oleh Fabio Capello.
Selama sembilan tahun menjadi bagian skuad Los Galacticos, pemain asal Brasil itu membuat 524 penampilan untuk Los Blancos di semua kompetisi, mencetak 69 gol dalam upayanya memenangkan empat gelar liga domestik dan tiga Liga Champions.
Karier internasionalnya sama mengesankannya, memenangkan dua Copa Americas dan mencetak satu gol dalam kemenangan Piala Dunia 2002 Brasil. Dia mengakhiri karir internasionalnya dengan 125 caps untuk Selecao, sebuah rekor yang hanya bisa dikalahkan oleh Cafu.
Sebuah momen yang paling diingat pecinta sepak bola di seluruh dunia mungkin datang saat Brasil melawan Prancis. Saat itu bek kiri terbaik dunia ini melakukan tendangan bebas yang seakan melebar jauh sebelum tak diduga berbelok menuju gawang Prancis. Tendangan bebas itu membuat Fabian Barthez hanya melongo membiarkan bola masuk ke gawangnya.
Penghargaan
Palmeiras
- Campeonato Brasileiro Série A: 1993, 1994
- Campeonato Paulista: 1993, 1994
- Torneio Rio–São Paulo: 1993
Real Madrid
- La Liga: 1996–97, 2000–01, 2002–03, 2006–07
- Supercopa de España: 1997, 2001, 2003
- UEFA Champions League: 1997–98, 1999–2000, 2001–02
- UEFA Super Cup: 2002
- Intercontinental Cup: 1998, 2002
Fenerbahçe
- Turkish Super Cup: 2007, 2009
Brasil
- Piala Dunia: 2002, Runner-Up 1998
- Copa América: 1997, 1999
- FIFA Confederations Cup: 1997
- CONMEBOL Men Pre-Olympic Tournament: 1996
- Umbro Cup: 1995
- Lunar New Year Cup: 2005
- 1996 Summer Olympics: Bronze Medalist
Individual
- Bola de Prata: 1993, 1994, 2010
- FIFA World Player of the Year: 1997 (silver)
- ESM Team of the Year (7): 1996–97, 1997–98, 1999–00, 2000–01, 2001–02, 2002–03, 2003–04
- FIFA World Cup All-Star Team: 1998, 2002
- Trofeo EFE: 1997–98
- UEFA Club Defender of the Year: 2002, 2003
- UEFA Team of the Year: 2002, 2003
- Ballon d’Or: 2002 (runner-up)
- Golden Foot: 2008
- Sports Illustrated Team of the Decade: 2009
- ESPN World Team of the Decade: 2009
- Campeonato Brasileiro Série A Team of the Year: 2010
- FIFA 100
- Brazilian Football Museum Hall of Fame
- Ballon d’Or Dream Team (silver): 2020
- 11Leyendas Jornal AS: 2021
- IFFHS All-time Men’s B Dream Team: 2021
- IFFHS South America Men’s Team of All Time: 2021