5 Tim Kuda Hitam Piala Dunia: Non Unggulan yang Bikin Kewalahan

(speakbola.com) – Prediksi Piala Dunia yang populer biasanya selalu mengatakan bahwa negara-negara kuat lah yang akan banyak mendominasi jalannya Piala Dunia. Tapi kadang kenyataan tak sesuai prediksi. Beberapa Piala Dunia pernah jadi saksi kejayaan tim kuda hitam yang tak diunggulkan sama sekali.

Masih ingat bagaimana Korea Selatan memulangkan Italia dan Spanyol dari Piala Dunia 2002?  Kisah itu hanyal satu dari segelintir dongeng tim kecil yang mengalahkan raksasa sepak bola.

Rubrik Offside kali ini akan membahas lima tim kuda hitam Piala Dunia yang pernah berjaya pada masanya.

Kosta Rika di Piala Dunia 2014

Kosta Rika lolos ke Piala Dunia 2014 setelah jeda delapan tahun. Sialnya, mereka tergabung di dalam grup yang penuh dengan juara Piala Dunia, macam Inggris, Uruguay dan Italia. Otomatis, Kosta Rika dicap sebagai bahan bully-an tim-tim juara ini.

Namun kenyataan berkata lain, Kosta Rika tampil menakjubkan. Mereka mengalahkan Uruguay 3-1 di pertandingan perdana, kemudian mengalahkan Italia 1-0, dan menahan imbang Inggris 0-0.

Kosta Rika melangkah ke babak gugur dengan status juara grup D Piala Dunia 2014, yang membuat semua orang takjub. Di babak 16 besar mereka melanjutkan kegemilangannya dengan menahan Yunani, tim yang lebih diunggulkan, selama 120 menit sebelum menyingkirkan mereka melalui adu penalti.

Lolos ke Perempat Final

Perempat Final melawan Belanda adalah ujian terberat tim kuda hitam ini. Namun mereka mampu bertahan melawan pemain sekelas Arjen Robben dan Klaas Jaan Huntelaar untuk membawa permainan menuju babak adu penalti sekali lagi. 

Saat itu jarak Kosta Rika dengan babak semifinal Piala Dunia hanya berjarak lima tendangan penalti lagi. Sebuah keadaan yang bagi tim kuda hitam ini hanyalah sebatas mimpi belaka.

Sayangnya, dongeng kegemilangan Kosta Rika harus diakhiri Tim Oranye. Kiper pengganti Belanda, Tim Krul, membuat dua penyelamatan gemilang atas penalti Bryan Ruiz dan Michael Umana. Kosta Rika kalah 4-3 melalui adu penalti.

Namun sudah selayaknya Kosta Rika berbangga diri karena berhasil mengejutkan dunia dengan mencapai babak delapan besar. Pemain-pemain seperti Bryan Ruiz dari Everton dan Joel Campbell dari Arsenal disambut sebagai pahlawan di negaranya. Kepahlawanan Keylor Navas sebagai kiper bahkan berhasil membawanya pindah ke raksasa sepak bola Real Madrid.

Korea Utara di Piala Dunia 1966: Tim Kuda Hitam Piala Dunia dari Asia yang Pertama

Pada Piala Dunia 1966 yang diselenggarakan di Inggris, kehebatan dan keuletan Korea Utara berhasil mengguncang dunia melalui sepak Bola.

Berada di dalam satu grup bersama mantan Juara Eropa Uni Soviet, Chili dan Italia, Korea Utara secara diprediksi akan pulang dalam beberapa hari saja. Kemungkinan itu semakin diperkuat karena Soviet berhasil mengalahkan mereka 3-0 dalam pertemuan pertama mereka di Middlesbrough.

Menjalani pertandingan kedua, Korea Utara harus menghadapi Chili, yang sudah memimpin dalam waktu setengah jam. Korea Utara berada di ambang eliminasi. Bagaimanapun mereka menolak untuk menyerah. Dan dengan dua menit tersisa, Korea Utara berhasil menyamakan kedudukan untuk tetap bertahan dalam turnamen.

Hasil imbang ini artinya untuk tetap selamat di Piala Dunia, mereka harus mengalahkan Italia yang kuat. Dan benar saja, sebelum turun minum di pertandingan grup terakhir, Korea Utara unggul melalui Pak Doo-Ik, membuat semua orang tidak percaya.

Dengan keunggulan satu gol, mereka bertahan dengan ketekunan luar biasa. Italia, salah satu favorit untuk memenangkan Piala Dunia, telah dikalahkan oleh sekelompok orang Asia yang bermain di Piala Dunia untuk pertama kalinya. Kemenangan 1-0 Korea Utara menjadi salah satu skor paling terkenal dalam sejarah Piala Dunia.

Lolos ke Babak 16 Besar

Korea Utara menjadi tim Asia pertama yang pernah bermain di pertandingan sistem gugur Piala Dunia. lawan yang harus mereka hadapi di babak itu adalah Portugal pimpinan Eusebio yang produktif.

Goodison Park yang penuh sesak sangat terkejut saat Korea Utara memimpin 3-0 dengan dalam waktu setengah jam babak pertama. Saat turun minum, tim Asia hanya berjarak 45 menit dari semifinal.

Memasuki babak kedua, Portugal melalui Eusebio mencetak empat gol sendirian. Portugal melakukan salah satu epik comeback paling terkenal dalam Piala Dunia yang pernah ada. Tertinggal tiga gol saat turun minum, mereka membalikkan keadaan untuk tampil sebagai pemenang dengan skor akhir 5-3. 

Kisah Korea Utara sebagai kuda hitam di Piala Dunia 1966 harus berakhir di tangan sang legenda Eusebio. Namun mereka berhasil memenangkan hati semua penggemar sepak bola dengan penampilan berani mereka.

Korea Selatan di Piala Dunia 2002

Tiga setengah dekade setelah penampilan gemilang Korea Utara, giliran Korea Selatan yang mencuri perhatian. Saat itu, Piala Dunia pertama kali diselenggarakan di Asia untuk, dan Korea Selatan lah yang menjadi tuan rumah bersama Jepang.

Di bawah asuhan pelatih Belanda Guus Hiddink yang cerdik, mereka melakukan hal yang sukar dipercaya oleh para penggemar sepak bola di dunia. Mereka memulai pesta dengan kemenangan 2-0 atas Polandia dan diikuti dengan hasil imbang 1-1 melawan Amerika Serikat, membuat mereka berada di posisi terdepan untuk lolos.

Namun, pertandingan babak grup terakhir mereka adalah melawan Portugal, yang dihuni Luis Figo dan Nuno Gomes dalam skuad Piala Dunia 2002. Tetapi, seolah tak menggubris keberadaan bintang di tim lawan, Korea mengejutkan dunia dengan mengalahkan Portugal 1-0.

Di babak enam belas besar mereka harus berhadapan melawan Italia, runner-up di EURO 2000. Sekali lagi, Korea Selatan berhasil memulangkan lawan mereka yang terkenal dengan unggul 2-1. Publik Italia tidak menerima kekalahan itu, menuduh wasit bias terhadap Korea.

Lolos ke Babak Perempat Final

Kendati demikian, Korea tetap melenggang ke babak perempat final. Sebagian besar mengharapkan perjalanan ajaib mereka akan segera berakhir di tangan Spanyol. Tapi, lagi-lagi, kenyataan berkata lain. Korea Selatan memaksa Spanyol bermain hingga babak perpanjangan waktu setelah bermain imbang 0-0, di mana dua kali gol Spanyol dianulir. 

Tanpa gol di setengah jam tambahan, adu pinalti pun dilangsungkan. Spanyol hanya bisa mengonversi tiga gol dari 5 kali jatah penalti mereka, sementara tim Asia mencetak gol dari kelima orang algojo penalti mereka. Korea Selatan menjadi tim Asia pertama yang berhasil mencapai empat besar Piala Dunia.

Tim Asia Pertama di Semifinal Piala Dunia

Di antara mereka dan satu tempat di babak final berdiri Jerman menghadang, tim kuat dengan segudang pengalaman. Dalam pertandingan yang berlangsung sengit, pengalaman inilah yang menjadi kunci.

Pertandingan berlangsung sengit tetapi kurangnya pengalaman dari pemain-pemain Korea Selatan, seperti Lee Woon-Jae dan Ahn Jung-hwan, membuat banyak peluang sia-sia. Dan, tim Eropa mengambil keuntungan, dengan gol semata wayang Michael Ballack mengirim Jerman ke final.

Laju ajaib Korea Selatan telah berakhir di tangan Jerman. Seolah kehilangan motivasi mereka juga tersingkir saat perebutan tempat ketiga oleh sesama tim kuda hitam Piala Dunia, Turki.

Korea Selatan, bagaimanapun, tetap menjadi satu-satunya tim Asia yang telah memainkan semifinal Piala Dunia, dan tidak diragukan lagi saat itu adalah momen terbaik Piala Dunia bagi mereka.

Swedia di Piala Dunia 1958: Langkah Tim Kuda Hitam Piala Dunia yang Terjauh

Tuan rumah Piala Dunia 1958 telah diberikan kepada Swedia oleh FIFA, dan mereka memanfaatkan benar keuntungan itu untuk melaju hingga fase akhir Piala Dunia.

Swedia memulai langkahnya dengan kemenangan 3-0 atas Meksiko. Setelah itu mereka kemudian mengalahkan runner-up Piala Dunia 1954 Hungaria 2-1 untuk lolos ke sistem gugur. Di Pertandingan terakhir fase grupnya tuan rumah bermain imbang 0-0 melawan debutan Wales, yang juga lolos ke Piala Dunia melalui babak play-off.

Pertandingan fase gugur pertama bagi Swedia adalah perempat final melawan Uni Soviet, yang mereka kalahkan 2-0 dengan gol dari Kurt Hammrin dan Tore Klas Simonsson. Setelah itu, sang tuan rumah menghadapi tantangan besar pertama mereka di semifinal, di mana mereka melawan juara bertahan, Jerman Barat.

Di stadion yang penuh sesak di Gothenburg, Jerman memimpin pada menit ke-24 melalui Hans Schaefer. Tidak butuh waktu lama bagi Swedia untuk menyamakan kedudukan, dengan gol pada menit ke-32 dari Karl Skoglund. Sisa pertandingan berlangsung ketat, dengan kedua belah pihak saling menciptakan peluang. Namun, dengan sepuluh menit tersisa, Swedia, yang didukung oleh penonton yang riuh, mencetak dua gol secara berurutan untuk menyingkirkan Jerman Barat dan melaju ke final melawan sang favorit juara, Brasil.

Tim Kuda Hitam Masuk Final Piala Dunia

Stockholm jadi saksi saat tim tuan rumah memimpin hanya dalam waktu empat menit, dan euforuia juara Piala Dunia sudah meliputi seluruh negara. Sial bagi mereka, gol awal seolah hanya membangunkan raksasa tidur. Brasil berbalik menyamakan kedudukan dalam waktu lima menit berikutnya, dan kemudian menghempaskan Swedia.

Empat pemain depan Brasil, Vava, Didi, Mario Zagallo dan Pele yang baru berusia tujuh belas tahun, berlari mengelilingi Swedia memainkan sepak bola dari planet lain. Brasil akhirnya menang 5-2, dan berhasil memenangkan Piala Dunia pertama mereka, sebelum memenangkan empat lagi nantinya.

Harapan Swedia, sang tim kuda hitam, untuk menjadi juara Piala Dunia harus pupus di tangan Brasil. Meskipun demikian sepak terjang Swedia sebagai tim non unggulan mencuri satu tempat di babak final merupakan langkah terjauh sebuah tim kuda hitam.

Kroasia di Piala Dunia 1998

Kroasia adalah sebuah negara yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Yugoslavia pada tahun 1990. Kemudian baru di tahun 1996 menjadi anggota berdaulat Dewan Eropa. Sebagai sebuah negara baru, Kroasia berhasil menyelinap ke Piala Dunia 1998 dengan mengalahkan Yunani satu gol di babak kualifikasi.

Namun, negara yang masih muda itu memiliki tujuan lain dalam keikutsertaannya ke Piala Dunia 1998, mereka ingin membuktikan kepada dunia bahwa mereka bukan sekedar tim kacangan di Prancis 98, yang sekedar ikut saja. Namun mereka berniat mencatat sebuah sejarah.

Perjalanan Kroasia dimulai dengan kemenangan 3-1 melawan Jamaika, yang diikuti dengan kemenangan 1-0 atas Jepang. Keanggunan Davor Suker dari Real Madrid dan Zvonimir Boban dari AC Milan dilengkapi dengan Slaven Bilic dan Aljosa Asanovic dari Everton adalah racikan sempurna bagi skuad Kroasia di Piala Dunia 1998.

Dua kemenangan mulus Kroasia di fase grup tercoreng dengan kekalahan 1-0 dari Argentina. Hebatnya kekalahan itu tidak banyak mengurangi rasa optimis di kubu Kroasia. Mereka tetap melenggang ke babak 16 besar untuk menghadapi Rumania.

Tim Kuda Hitam di Fase Gugur Piala Dunia

Dalam sebuah pertandingan yang seru, Davor Suker mencetak satu-satunya gol, dan Kroasia melanjutkan kisah mereka ke perempat final Piala Dunia, sebuah mimpi bagi jutaan orang Kroasia yang selalu diliputi oleh kengerian perang.

Di babak perempat final, tim Eropa Timur ini menghadapi Jerman, sang Juara Eropa bertahan, yang diprediksi akan mengakhiri petualangan Kroasia. Namun, Jerman lah yang lengah, Kroasia mengalahkan mereka 3-0 di Lyon.

Ajaib, tim kuda hitam di Piala Dunia berada di semifinal, dan akan bermain melawan Prancis di Paris. Sekali lagi, mereka membuat Stade De France yang penuh sesak terkejut kala Davor Suker mencetak gol pembuka.

Namun, dalam satu menit, kenyataan membawa Kroasia yang sudah terbang tinggi kembali ke bumi. Lilian Thuram menyamakan kedudukan untuk Prancis. Thuram sekali lagi mencetak gol untuk membuat tim kuda hitam itu kalah 2-1. Prancis kemudian memenangkan Piala Dunia.

Pun kalah di semifinal, Kroasia, sekali lagi, mereka memanggil generasi emas mereka untuk terakhir kalinya demi mengalahkan Belanda 2-1 di pertandingan penentuan juara ketiga.

Itulah dia Speakers, dongeng tim kuda hitam di Piala Dunia. Langkah mereka sebagai tim unggulan yang membuat ti-tim kuat kewalahan layak diapresiasi dan dikenang. Baca juga kabar Piala Dunia menarik lainnya di rubrik Offside dan Bolastori SpeakBola lainnya.

Bicara bola, ya SpeakBola aja!